Terusirnya Makhluk yang Pernah Menempati Rating Terbaik
Keimanan adalah syarat utama yang harus ada pada diri
seseorang yang menginginkan surga. Dan wujud paling real dari iman yang ada di dalam sanubari adalah tunduk patuh
kepada Alloh tanpa membantah sedikitpun atas perintah yang diberikan-Nya. Alloh
hanya wajib ditaati sebagai bentuk kesempurnaan peribadahan seseorang. Adalah
pantangan terbesar bagi orang yang beriman untuk membantah apalagi mengoreksi
perintah yang menurut akalnya tak logis. Karena dengan adanya pengkoreksian
atas perintah Alloh itu menunjukkan bahwa Alloh memiliki kecacatan ilmu dan
hikmah yang bahkan sampai bisa direndahkan oleh makhluk karena kekurangtepatan
instruksi. Maha Suci Alloh atas apa yang makhluk-makhluk keji itu sifatkan
kepada-Nya. Dialah pemilik kesempurnaan tanpa cacat dan ilmu-Nya meliputi
segala sesuatu.
Iblis adalah makhluk ciptaan Alloh dari jenis jin yang
diciptakan dari api. Ia sama sekali berbeda dengan malaikat yang Alloh ciptakan
dari cahaya. Malaikat adalah makhluk yang senantiasa menaati Alloh tanpa
menentang atau bahkan menyeleweng sedikitpun. Sedangkan jin (-dan juga manusia)
Alloh beri kehendak dan kebebasan memilih untuk taat ataupun menentang, beriman
atau kufur, bersyukur atau tak tahu diuntung.
Begini awal kisahnya. Sebelum umat manusia turun di muka
bumi, bumi telah dihuni oleh kalangan jin selama ribuan tahun. Iblis adalah
bagian dari jin tersebut. Akan tetapi selama waktu yang sangat panjang, ia
diberi petunjuk oleh Alloh untuk beribadah hanya kepada Alloh sedangkan jin-jin
selain dirinya tidak. Keumuman jin di masa itu suka sekali menebar kerusakan,
menumpahkan darah sesamanya dan enggan untuk beribadah hanya kepada Alloh.
Karena perbuatan baiknya itulah, ia mendapatkan keistimewaan. Bagaikan menaiki
sebuah tangga untuk mencapai derajat yang tinggi, ketaatan dia kepada Alloh
menjadikan ia bisa naik dari bumi ke langit pertama, kedua, ketiga dan
seterusnya hingga dia sampai pada satu tahap diizinkan tinggal di surga bersama
para malaikat.
Semakin tinggilah derajat Iblis, sampai ia mendapat
keistimewaan tinggal di alam malaikat padahal ia bukan bagian dari mereka.
Sampai suatu hari ia diberi izin oleh Alloh untuk memimpin para malaikat untuk
menumpas dan mengusir jin-jin berperilaku buruk di muka bumi. Terusir dan
terhinakanlah jin-jin itu sampai ada yang melarikan diri ke gunung-gunung dan
pantai-pantai. Setelah hari itu, iblis semakin dikenal dan disegani di alam
malaikat dan begitupun ia telah merasa di atas angin.
“Akhirnya…” dalam
benaknya Iblis berangan, “Setelah segala
macam ketaatanku kepada Alloh, hari itu semakin dekat”. Ya, dia
menginginkan suatu kemuliaan di sisi Alloh, agar Alloh memilihnya menjadi
seorang pemimpin, kholifah yang
disegani dan dipertuan-kan oleh makhluk yang lainnya.
Hingga saat Alloh mengatakan akan menjadikan seorang kholifah di muka bumi, Iblis semakin
berdebar menanti bahwa dialah yang akan dinobatkan untuk jabatan itu setelah
bakti yang telah dia lakukan selama ini. Akan tetapi saat itu pula Adam selesai
dibentuk oleh Alloh dan dihidupkan. Adamlah yang dijadikan kholifah dan diberi anugerah berupa ilmu pengetahuan tentang
nama-nama benda. Kemudian setelah itu, diperintahkanlah seluruh penghuni surga
untuk bersujud kepada Adam. Semua malaikat tanpa terkecuali tertunduk sujud.
Hanya Iblislah yang tidak mau bersujud, padahal dia adalah pemimpin malaikat.
Harusnya ia bersujud paling awal sebagai teladan, namun kenyataan berkata lain.
Ia enggan dan menyombongkan diri.
Hingga ketika dimintai alasan atas keengganannya untuk
mentaati perintah Alloh, ia menjawab dengan angkuh; merasa paling tinggi dan
mulia, “Aku lebih baik dari dia,”
maka tak selayaknya Alloh memerintahnya untuk sujud kepada Adam, setelah semuanya; siapalah Adam dibandingkan
dengan dia, “Kau ciptakan aku dari api
sedangkan dia Kau ciptakan dari tanah”.
Sungguh kacau pemikiran Iblis ini. Pertama, ia memakai
logika sebagai filter ketika hendak menaati perintah Tuhannya dengan
membanding-bandingkan asal-usul penciptaan, sementara dia tidak memperhatikan
siapa yang memberikan perintah? Kedua, yang mengherankan ia masih
mengakui bahwa Alloh yang telah Menciptakan dirinya dan juga Adam, tapi dia
enggan untuk tunduk pada ilmunya bahwa Alloh Sang Pencipta jauh lebih berhak
untuk ditaati daripada selain-Nya bahkan termasuk akal logikanya.
“Kalau begitu,
turunlah kamu dari surga, karena kamu tidak sepantasnya menyombongkan diri di
dalam surga itu.”Alloh mengusirnya dari surga karena pembangkangannya atas
perintah disertai kesombongan, “Keluarlah
! Sesungguhnya kamu termasuk makhluk yang hina.”
Perhatikanlah, bagaimana Alloh menghinakan seseorang yang
menyombongkan diri. Karena sungguh penyakit sombong adalah penyakit paling
kotor dan akut sampai-sampai membuat seseorang lupa akan hakikat dirinya dan
Tuhannya. Cukuplah terusirnya Iblis sebagai pelajaran bagi kita, padahal dulu
dia adalah makhluk yang mulia dan dimuliakan. Tapi karena kesombongan, dia
dilemparkan ke jurang kehinaan. Kesombongan itu ialah menolak kebenaran dan
meremehkan orang lain. Dan hanya kepada Allohlah tempat berlindung.
Tidak ada komentar: