BIDADARI ASAL RUSIA : Inikah Saatnya Perpisahan ?

Terkadang, dalam hidup Alloh tak selalu memberi apa yang kita inginkan. Bahkan tak jarang yang terjadi adalah sesuatu yang tak sama sekali kita suka. Tapi itu justru adalah tanda cinta-Nya. Dia ingin menguji tingkat kepercayaan kita kepada-Nya dan juga ingin menunjukkan bahwa Dia adalah segalanya untuk kita. 

Di kisah sebelumnya ( BIDADARI ASAL RUSIA : Solusi Itu Ada di Jalan Taqwa ) pembaca telah melihat bagaimana Alloh menguji iman Kholid dan istrinya, sekaligus menunjukkan kebesaran-Nya. Ketika Kholid melihat jalan di hadapannya adalah jalan buntu, tapi sang istri yang muallaf dengan yakin melihat selalu ada jalan bagi mereka yang bertaqwa kepada Alloh.

Berikut ini adalah lanjutan dari kisah tersebut. Selamat menyimak dan semoga bermanfaat !

**ooOoo**

Perjalanan yang penuh siksaan

Kami pergi mengunjungi keluarganya. Ternyata rumah itu tampak kuno dan sederhana. Nampak jelas ada tanda-tanda kemiskinan di sana. Kami mengetuk pintu rumah tersebut dan yang membukakan pintu adalah kakak laki-lakinya yang tertua, ia seorang pemuda yang kekar otot-ototnya. 

Istriku gembira dapat bertemu dengan kakaknya, ia membuka wajahnya dan tersenyum serta mengucapkan selamat berjumpa! Adapun sang kakak -ketika pertama kali melihat adiknya- wajahnya terlihat gembira dengan kepulangannya yang selamat tapi bercampur heran karena pakaiannya yang hitam dan menutup semuanya itu.

Istriku masuk sambil tersenyum dan memeluk saudaranya. Aku pun ikut masuk di belakangnya dan duduk di ruang tamu, aku duduk seorang diri. Adapun dia, terus masuk ke dalam rumah. Aku mendengar mereka berbicara dengan bahasa Rusia. 

Aku tidak faham sama-sekali, tetapi aku perhatikan nada suara mereka semakin meninggi dan keras!! Logatnya pun berubah!! Teriakan mulai meninggi!!… 

Tiba-tiba mereka semua meneriaki istriku, sementara ia membela diri dan menyanggah perkataan mereka. Aku merasa ada hal yang tidak baik dalam urusan ini, tetapi aku tidak bisa memastikannya karena aku tidak faham sedikitpun dari pembicaraan mereka.

Tiba-tiba suara mereka semakin mendekat ke ruangan tamu –dimana aku berada di situ- kemudian keluarlah tiga orang pemuda dipimpin oleh seorang yang agak tua menemuiku. Pada mulanya aku menduga bahwa mereka akan menyambut kedatangan suami dari anak mereka! Ternyata mereka menyerangku seperti binatang buas. Tiba-tiba sambutan berubah menjadi pukulan-pukulan dan tamparan-tamparan!! Aku berusaha untuk membela diri dari serangan mereka, aku berteriak dan minta tolong, hingga habis kekuatanku. Aku merasa di rumah inilah akhir hidupku. 

Mereka semakin menghujaniku dengan pukulan-pukulan. Sementara itu aku berusaha menoleh ke sekitarku, aku berusaha mengingat-ingat dari pintu mana aku tadi masuk supaya aku bisa keluar. Ketika aku melihat pintu, aku segera bangkit membuka pintu dan kabur. 

Sementara mereka mengejar di belakangku. Aku masuk di tengah kerumunan orang hingga tersembunyi dari mereka.

Kemudian aku menuju ke kamarku yang kebetulan tidak jauh dari rumah itu. Aku berdiri membersihkan darah dari wajah dan mulutku. Aku melihat diriku, ternyata pukulan dan tamparan-tamparan itu meninggalkan bekas pada kening, pipi dan hidungku. Darah mengalir dari mulutku, pakaianku robek. 

Aku memuji Allah yang telah menyelamatkanku dari binatang-binatang buas tersebut. Tetapi aku berkata dalam hati, “Aku telah selamat, tetapi bagaimana dengan istriku?!” Wajahnya terbayang-bayang di hadapanku, apakah ia juga menerima pukulan dan tamparan sepertiku? Laki-laki saja hampir-hampir tak sanggup menghadapinya… sementara ia adalah seorang wanita, apakah ia mampu menanggungnya?! 

Aku khawatir wanita yang lemah itu roboh…


Inikah saatnya perpisahan…??

Syetan mulai bekerja dan membisikkan kepadaku, “Ia akan murtad dari agamanya dan kembali menjadi Kristen, lalu engkau akan kembali ke negerimu seorang diri.” 

Aku jadi bingung, apa yang harus aku perbuat? Di negeri ini, kemana aku harus pergi, apa yang mesti aku lakukan? Nyawa di negeri ini murah, engkau bisa menyewa seseorang untuk membunuh orang lain hanya dengan sepuluh dollar!! Uuuh … bagaimana kalau keluarga istriku menyiksanya lalu ia menunjukkan kepada mereka tempatku, kemudian mereka mengutus seseorang untuk membunuhku di kegelapan malam…?

Aku kunci kamar, aku tetap merasa takut dan cemas sampai pagi. 

Kemudian aku berganti pakaian lalu pergi untuk mencari-cari informasi, aku lihat rumah mereka dari kejauhan, aku mengawasinya dan mengikuti apa yang terjadi di situ. Akan tetapi pintunya tertutup. 

Aku terus menunggu. 

Tiba-tiba pintu terbuka dan keluarlah tiga orang pemuda dan seorang tua. Ketiga pemuda itulah yang menyiksaku. Dari penampilannya nampaknya mereka akan pergi ke tempat kerja. 

Pintu pun tertutup dan terkunci kembali. Aku tetap mengawasi dan mengintai. Aku berharap dapat melihat wajah istriku, akan tetapi tak berhasil.

Aku terus mengawasinya sampai berjam-jam. Kemudian para laki-laki yang pergi itu kembali dari pekerjaan mereka dan memasuki rumah mereka. Aku merasa lelah, lalu kembali ke kamarku. 

Pada hari kedua, aku pergi mengawasi kembali. Akan tetapi aku tidak melihat istriku. Pada hari ketiga pun sama. Aku sudah putus asa akan kehidupannya, aku menduga ia sudah mati karena kerasnya siksaan atau dibunuh! 

Akan tetapi seandainya ia telah mati tentu paling tidak akan terlihat kesibukan di rumah itu, akan ada yang datang untuk berta’ziah (melayat) atau menjenguk. Akan tetapi ketika aku tidak melihat sesuatu yang aneh. 

Akhirnya aku meyakinkan diriku bahwa ia masih hidup dan kesempatan bertemu kembali masih ada. (bersambung)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.