BIDADARI ASAL RUSIA : Alloh Adakan Baginya Jalan Keluar

Sekali lagi dan seterusnya Alloh tunjukkan kepada kita, tidak ada jalan buntu bagi mereka yang bertaqwa kepada-Nya. Siapa yang beriman kepada Alloh, istiqomah di atas jalan-Nya dan bersabar dengan setiap ketetapan yang telah digariskan-Nya, niscaya Alloh adakan solusi atas segala permasalahannya dari jalan yang tak disangka-sangka.

Ini adalah bagian terakhir dari kisah panjang "BIDADARI ASAL RUSIA". Teramat banyak pelajaran yang bisa kita petik dari kisah tersebut. 

  • pelajaran Keimanan. 
  • pelajaran Kesabaran.
  • pelajaran Keyakinan kepada-Nya.
  • pelajaran Tawakkal. 
  • pelajaran Istiqomah. Dan ilmu-ilmu yang lainnya. 

Semoga kisah ini bisa bermanfaat bagi kehidupan kita, menjadi inspirasi untuk kita dalam menjalani hidup dengan iman. Dan semoga Alloh memudahkan kita untuk mengambil pelajaran dan mengamalkannya. Aaamiiin.

***ooOoo***


Mereka berkata, “Seandainya engkau menempuh jalan prostitusi tentu lebih kami sukai daripada engkau datang kepada kami sebagai muslimah.” Mereka juga berkata kepadaku, “Sekali-kali engkau tidak akan bisa keluar dari rumah ini kecuali sebagai wanita kristen orthodox atau mayat yang kaku!!”

Sejak saat itu mereka menyiksa dan memukuliku, kemudian mereka menuju kepadamu dan memukulimu, sementara aku mendengar mereka memukulimu dan engkau berteriak minta tolong, sedangkan aku saat itu dalam keadaan terikat. Dan ketika engkau lari, saudara-saudaraku kembali kepadaku dan menumpahkan cacian serta cercaannya kepadaku. Kemudian mereka pergi dan membeli rantai belenggu, lalu mereka mengikatku.

Mereka mulai mencambukku, aku merasakan cambukan yang meninggalkan bekas, mereka mencambukku dengan cambuk-cambuk yang aneh dan asing!! Setiap hari pemukulan dimulai ba’da ‘ashar sampai tiba waktu tidur, adapun di pagi hari, ayah dan saudara-saudaraku pergi ke tempat kerja, sedangkan ibuku di rumah. 

Nah, inilah waktu istirahatku satu-satunya. Tidak ada di sampingku selain adik perempuan yang umurnya 15 tahun. Ia mendatangiku dan menertawakan keadaanku. Percayakah engkau bahwa hingga tidur pun aku dalam keadaan pingsan? Mereka mencambukku sampai aku pingsan dan tertidur. 

Mereka hanya menuntut dariku agar murtad dari Islam, tetapi aku menolaknya dan berusaha keras untuk bersabar. Setelah itu adik perempuanku mulai bertanya kepadaku, “Kenapa engkau tinggalkan agamamu dan agama ibu, ayah serta kakek-kakekmu?.”


Dia adakan baginya jalan keluar


Aku berusaha untuk meyakinkannya, aku jelaskan kepadanya tentang dien ini, aku terangkan tentang tauhid, lalu ia pun mulai merasa puas dan terkesan!! Gambaran tentang Islam mulai jelas di hadapannya!! Tiba-tiba aku dikejutkan olehnya ketika ia berkata, “Engkau di atas kebenaran … inilah agama yang benar, inilah agama yang seharusnya aku anut juga!!” 

Kemudian ia berkata kepadaku, “Aku akan membantumu.” Aku menjawab, “Jika engkau memang ingin membantuku maka bantulah aku untuk menemui suamiku.”

Adik perempuanku mulai melihat dari atas rumah, lalu ia melihatmu sedang berjalan, ia segera berkata kepadaku, “Sesungguhnya aku melihat seorang laki-laki yang begini dan begitu cirinya.” Aku berkata, “Dialah suamiku, jika engkau melihatnya maka bukakanlah pintu untukku agar aku bisa berbicara kepadanya.”

Dan benar, ia pun membukakan pintu lalu aku keluar dan berbicara kepadamu. Akan tetapi aku tidak bisa keluar menghampirimu karena aku dalam keadaan terikat dengan dua rantai belenggu yang kuncinya dipegang oleh saudaraku. Dan rantai yang ketiga diikatkan ke salah satu tiang rumah agar aku tidak bisa keluar. Kuncinya dipegang oleh adik perempuanku ini dan akan dibukanya bila aku hendak ke kamar mandi.

Ketika aku berbicara kepadamu waktu itu dan aku meminta kepadamu agar tetap tinggal sampai aku datang, keadaanku masih terikat dengan rantai belenggu. 

Lalu aku mulai meyakinkan adik perempuanku tentang Islam, maka ia pun masuk Islam dan ingin berkorban dengan pengorbanan yang lebih besar dari pengorbananku. 

Ia pun memutuskan untuk melepasku agar bisa keluar rumah, akan tetapi kunci-kunci rantai belenggu dipegang oleh saudaraku dan ia sangat menjaganya.

Pada hari tersebut, adik perempuanku menyiapkan untuk saudara-saudaraku khamr yang kental dan berat. Lalu mereka pun meminumnya sampai mabuk berat dan tidak sadar sama sekali. Kemudian adikku mengambil kunci tersebut dari kantong saudaraku dan membuka rantai-rantai belenggu itu dariku. Lalu aku datang menemuimu pada kegelapan malam itu.

Aku (Kholid) bertanya kepada istriku, “Bagaimana adik perempuanmu? Apa yang akan terjadi dengannya?” 

Ia menjawab, “Tidak masalah, aku sudah meminta kepadanya agar merahasiakan ke-Islamannya sampai kita bisa memikirkan urusannya.”

Kami pun bisa tidur malam itu, dan keesokan harinya kami pulang ke negeri kami. 

Begitu kami sampai di negeri kami, langsung aku masukkan istriku ke rumah sakit. Ia tinggal di situ beberapa hari menjalani pengobatan karena bekas cambukan-cambukan dan penyiksaan. Dan sekarang ini kami berdoa untuk adik perempuannya agar Allah Subhanahu wa Ta’ala meneguhkan hatinya di atas dien-Nya.

***

Kisah ini dikutip dari kaset yang berjudul Qishash Mu’atstsirah, oleh Dr. Ibrahim Al Faris

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.