Hikmah Alloh dan Kemuliaan Adam sebagai Makhluk Terakhir


Alloh adalah satu-satunya Tuhan, Pencipta alam semesta beserta isinya. Tiada Dzat yang lain selain Dia dan tiada sekutu baginya, satu pun tidak. Segala sesuatu selain Alloh adalah makhluk, karya cipta yang ia ciptakan. Makhluk yang pertama kali diciptakan-Nya adalah qolam, pena agar ia menulis sesuai kehendak Alloh segala macam ketentuan, keputusan, keadilan, kisah dan kasih Sang Pencipta sebelum semua itu terjadi. Setelahnya Alloh menciptakan semua makhluk dengan kalimat-Nya, kun (jadilah) maka terjadilah semua kejadian makhluk itu. Dan Alloh menutup karya-karya terbaik-Nya itu dengan maha karya tersempurna, yaitu Adam ‘alaihissalam, jenis manusia.

Alloh menciptakan Adam ‘alaihissalam sebagai makhluk terakhir dengan beberapa hikmah:

Pertama, perlu adanya persiapan tempat tinggal sebelum adanya penghuni. Maka diciptakanlah terlebih dahulu langit dan bumi sebagai tempat tinggal bagi Sang Penghuni.

Kedua, Adam adalah tujuan dari semua makhluk selainnya, yaitu meliputi langit, bumi, matahari, bulan, daratan dan lautan. Semua itu dan apa yang ada di dalam langit dan bumi beserta apa-apa yang ada di antara keduanya, dicipta untuk diorbitkan sebagai fasilitas bagi Adam dan keturunannya dalam menjalankan ujian, tugas dan tujuan hidup di dunia.

Ketiga, pencipta yang paling pandai adalah yang menutup karyanya dengan sebaik-baiknya seperti apa yang diperlihatkannya pada awal karyanya. Dan Adam, jenis manusia adalah makhluk paling indah dan sempurna yang dicipta sebagai mahakarya terbaik dengan bentuk dan anugerah yang sebaik-baiknya.

Keempat, jiwa senantiasa melihat kepada yang terakhir, seperti halnya ketika Musa berkata kepada para penyihir: “Lemparkanlah apa yang hendak kalian lemparkan.” (QS. Yunus: 80). Ketika umat manusia melihat apa yang para penyihir itu lakukan, berupa sihir yang luar biasa besar dan menipu penglihatan manusia dengan tali-tali yang berubah menjadi ular, maka mereka menjadi penasaran tentang apa yang terjadi setelahnya, yaitu usaha Musa untuk menistakan tipudaya mereka dengan sesuatu yang paling besar berupa mukjizat dari Alloh untuk menyokong dakwahnya.

Kelima, segala sesuatu dimulai dari ketidaksempurnaan menuju hal yang lebih baik dan lebih sempurna sampai tersempurnakan hal itu pada akhirnya. Alloh Menurunkan kitab suci, nabi dan umat yang paling mulia pada akhir zaman, menjadikan akhirat lebih baik daripada dunia dan menjadikan segala sesuatu lebih baik daripada permulaannya. Sungguh singkat sekali antara ucapan malaikat kepada Rosululloh di awal risalah: “Iqro’ (Bacalah)…!” (QS. Al-‘Alaq: 1) lalu Rosululloh menjawab: “Saya tidak dapat membaca,” ; hingga firman Alloh “Pada hari ini telah Aku Sempurnakan untuk kalian agama kalian…” (QS. Al-Maidah: 3) sebagai wujud tersempurnakannya risalah petunjuk dari langit untuk umat manusia, tanpa memerlukan tambah maupun kurang sampai umat manusia terbinasakan seluruhnya dan alam semesta digulung.

Keenam, Alloh mengumpulkan semua unsur yang terpisah-pisah di jagat alam semesta pada diri Adam. Maka Adam adalah wujud alam kecil, yang di dalam dirinya termuat unsur alam besar.

Ketujuh, Adam adalah ringkasan (intisari) dan buah dari seluruh makhluk, maka tidak mengherankan jika Adam diciptakan setelah penciptaan seluruh makhluk.

Kedelapan, di antara kemuliaan yang diperoleh Adam adalah Alloh mempersiapkan untuknya kemaslahatan, kebutuhan, peralatan hidup dan segala sesuatu yang menjadi kebutuhan hidupnya. Setiap kali dia mengangkat kepalanya, maka semua itu telah tersedia baginya.

Kesembilan, Alloh Berkehendak untuk menunjukkan kemuliaan dan kelebihan Adam kepada seluruh makhluk, sehingga mereka diciptakan terlebih dahulu sebelum Adam. Oleh karena itu, para malaikat berkata: “Tuhan kami pasti akan Menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, namun Dia tidak Menciptakan makhluk yang lebih mulia daripada kami.” Ketika Alloh menciptakan Adam dan mereka disuruh untuk bersujud kepadanya, maka tampaklah kemuliaan dan kelebihan Adam karena ilmu pengetahuannya (yang telah diajarkan oleh Alloh kepada Adam). Ketika Adam terperosok dalam dosa, para malaikat mengira bahwa kemuliaan itu telah hilang dari Adam, sebab mereka tidak mengetahui sifat kehambaan yang terpendam dalam diri Adam. Ketika Adam bertobat kepada Alloh dan datang kembal idengan kehambaannya, mereka baru mengetahui bahwa Alloh memiliki rahasia yang tidak diketahui oleh selain-Nya.

Kesepuluh, ketika Alloh memulai penciptaan alam ini dengan Menciptakan pena, maka adalah sangat tepat jika Dia Mengakhirinya dengan penciptaan manusia. Sebab pena adalah alat pengetahuan dan manusia adalah yang berilmu pengetahuan. Oleh karena itu, Alloh menunjukkan kelebihan Adam kepada para malaikat dengan ilmu pengetahuan yang hanya diberikan kepadanya dan tidak dimiliki oleh mereka.

MasyaAlloh… Sungguh Maha Besar Alloh atas segala Kuasa-Nya. Dialah pemilik hikmah yang dalam lagi luhur; yang tidak diketahui oleh kebanyakan makhluk-Nya kecuali hanya sedikit dari mereka yang Ia anugerahi hikmah untuk memuaskan kebutuhan akal makhluk-makhluk-Nya yang mau menggunakan akal untuk merunduk sujud keharibaan-Nya. Wallohua’lam.

(Disadur dengan sedikit penambahan dari kitab Al-Fawaid karya Ibnul Qoyyim al-Jauziyah)

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.