BIDADARI ASAL RUSIA : "Tidak, Aku ingin Hijab seperti yang diinginkan Alloh!"

Karena ia telah menjadi seorang wanita yang muslimah maka akhirnya Khalid pun menikahinya. Ternyata ia lebih teguh dalam memegang dien daripada kebanyakan wanita-wanita muslimah lainnya. 

Pada suatu hari ia pergi bersama suaminya ke pasar, di sana ia melihat seorang wanita bercadar. Ini adalah untuk pertama kalinya ia melihat seorang wanita berjilbab yang menutupi wajahnya (bercadar). Seorang wanita berjilbab dengan sempurna, ia merasa heran dengan bentuk pakaian tersebut!! 

Ia berkata kepada suaminya , “Khalid, kenapa wanita itu berpakaian seperti itu? Mungkin wanita itu tertimpa penyakit yang membuat rusak wajahnya sehingga ia menutupinya?”

Khalid menjawab, “Tidak, wanita itu berhijab dengan hijab yang diridhoi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk hamba-hamba-Nya dan yang diperintahkan oleh Rasul-Nya.” 

Ia terdiam sebentar kemudian berkata, “Ya, benar, ini adalah hijab yang islami, yang dikehendaki oleh Allah untuk kita.”

Khalid berkata, “Dari mana engkau tahu?” 

Ia menjawab, “Aku sekarang merasakan, jika aku masuk ke pertokoan, mata-mata para pemilik toko itu tidak lepas dari wajahku! Seakan-akan mereka mau menelan wajahku sepotong-sepotong!! Kalau begitu wajahku ini harus ditutup, tidak boleh ada yang melihatnya selain suamiku saja, kalau begitu aku tidak akan keluar dari pasar ini kecuali dengan hijab seperti itu. Di mana kita bisa membelinya?”. 

Khalid berkata, “Tetaplah terus dengan hijabmu ini, seperti ibu dan saudara-saudara perempuanku.” Ia menjawab, “Tidak, aku ingin hijab seperti yang diinginkan Allah.”

Hari-hari terus berlalu atas wanita ini sementara tidak ada yang bertambah kecuali keimanannya. Orang-orang yang ada di sekelilingnya menyukainya, hati dan perasaan Khalid pun terkuasai olehnya.

Pada suatu hari ia melihat paspornya, ternyata hampir habis masa berlakunya dan harus segera diperpanjang. Yang paling sulit adalah paspor itu harus diperpanjang di kota tempat dulu ia tinggal. Jadi mesti pergi ke Rusia. Jika tidak, maka ia akan dianggap pendatang gelap. Khalid memutuskan untuk pergi bersamanya, karena wanita itu tidak mau bepergian tanpa disertai mahram.

Mereka berdua naik pesawat jawatan penerbangan Rusia (Russian Air Lines) sementara wanita itu tetap dengan hijabnya yang sempurna!! Ia duduk di samping suaminya dengan mantap dan penuh kewibawaan. 

Khalid berkata kepadanya, “Aku khawatir kita menemui kesulitan-kesulitan karena hijabmu ini.” 

Ia menjawab, “Subhanallah! engkau ingin agar aku mentaati orang-orang kafir tersebut dan mendurhakai Allah? Tidak, demi Allah, terserah mereka mau ngomong apa.”

Orang-orang mulai memandanginya. Dan para pramugari mulai membagi-bagikan makanan dan khamr (bir) kepada para penumpang. Tak lama kemudian khamr mulai beraksi di kepala mereka, kata-kata kasar mulai bermunculan dari orang-orang di sekelilingnya yang diarahkan kepadanya. Ada yang membuat lelucon (humor), ada yang tertawa, ada juga yang mengolok-olok. 

Mereka berdiri di samping wanita itu dan mengomentari dirinya. Sementara Khalid melihat ke arah mereka tanpa memahami ucapan mereka sedikitpun. Adapun wanita itu tersenyum dan tertawa serta menerjemahkan omongan mereka kepadanya. Sang suami marah, tetapi wanita itu berkata, “Jangan, jangan engkau bersedih, jangan merasa sempit dada, ini perkara kecil dibandingkan ujian dan cobaan iman yang dialami oleh para sahabat Nabi, baik yang laki-laki maupun perempuan.” 

Wanita itu bersabar, demikian juga sang suami, hingga pesawat itu mendarat. (bersambung)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Seorang yang telah mengikrarkan iman memang tak layak baginya memandang segala sesuatu dengan hawa nafsunya semata. Tak pantas baginya mengatakan, "Ini yang aku suka", "Aku akan jadi apapun yang aku mau" atau ungkapan semisal. Dia harus mulai berorientasi keridhoan Alloh bukan selainnya.

Melakukan sesuatu karena ridho Alloh dan meninggalkan sesuatu karena takut murka-Nya, bukan selainnya.

Sungguh indah perkataan wanita muallaf dari Rusia ini. 

“Tidak, aku ingin hijab seperti yang diinginkan Allah.”

Bukan berarti bahwa hijab sebelumnya bukanlah hijab yang tak diinginkan Alloh, tapi semata-mata karena dia ingin mengupgrade dirinya dengan usaha lebih untuk menghindarkan diri dari fitnah sekalipun dia tidaklah berdosa jikapun tak menutup wajahnya. Kewajibannya adalah menutup aurat, sedangkan wajahnya bukan aurat yang harus ia tutupi. Hanya aurat yang tak boleh dipandang oleh yang tidak berhak.

Yang ingin saya garis bawahi adalah bagaimana dia bisa melakukan itu, sedangkan kita yang sudah muslim sejak dilahirkan di dunia terlalu sering terjatuh dalam lubang ini. Yaaa... Kita terlalu sering melakukan sesuatu yang kita inginkan, bukan yang Alloh inginkan. Dan meninggalkan sesuatu yang kita benci, bukan yang Alloh benci. 

Di sinilah keikhlasan sesungguhnya berekspresi. Mari kita ikrarkan pada diri kita untuk sebisa mungkin beramal dengan Ridho Alloh sebagai satu-satunya tujuan kita. 

Semoga Alloh memberi kita bantuan, kemudahan dan petunjuk. Aaamiin.

Baca Kisah Sebelumnya : BIDADARI ASAL RUSIA : Permulaan Hidayah

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.