Meneladani Lima Komitmen Generasi Sahabat
Sahabat Rosululloh adalah manusia-manusia terbaik yang Alloh pilih
untuk menemani Nabi-Nya dalam menyampaikan risalah. Merekalah orang yang pernah
bertemu dengan Rosululloh, kemudian beriman kepada beliau dan istiqomah dalam
keimanannya hingga mati dalam keadaan beriman. Merekalah murid sang Nabi, yang
hidup dalam naungan bimbingan Rosululloh, generasi terbaik yang telah
dipastikan oleh Rosul dalam haditsnya “Sebaik-baik manusia adalah generasi-ku,
kemudian generasi setelahnya kemudian generasi setelahnya”. Yang dimaksud
generasiku adalah para sahabat.
‘Abdulloh bin Mas’ud pernah mengungkapkan keutamaan para sahabat
ini dalam nasihatnya, :
من كان منكم مستناً فليستن بمن قد مات، فإن الحي لا تؤمن عليه
الفتنة، أولئك أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم، كانوا أفضل هذه الأمة، أبرها
قلوباً، وأعمقها علماً، وأقلها تكلفاً، قوم اختارهم الله لصحبة نبيه، وإقامة دينه،
فاعرفوا لهم فضلهم، واتبعوهم في
آثارهم، وتمسكوا بما استطعم من أخلاقهم ودينهم،
فإنهم كانوا على الهدى المستقيم
“Siapa di antara kalian yang ingin mencari teladan,
carilah teladan dari orang-orang yang sudah meninggal. Karena sesungguhnya
orang yang masih hidup itu tidaklah aman dari fitnah (ketergelinciran). Mereka
adalah shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam . Generasi termulia dari
umat ini. Yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya dan paling anti
berlebihan dalam tindakan. Allah memilih mereka untuk menjadi sahabat nabiNya.
Demi menegakkan agamaNya. Maka akuilah keutamaan mereka. Ikutilah prinsip
mereka. Dan contohlah budi pekerti mereka semampu kalian. Karena sungguh mereka
berada di atas petunjuk.”(Dinukil oleh Ibnu Abdil
Baar dalam kitabnya: Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlih ).
Mengikuti petunjuk para sahabat, tidak diragukan lagi merupakan
jalan yang lurus yang telah diridhoi oleh Alloh dan Rosul-Nya. Mencintai mereka
adalah keimanan, membenci mereka adalah kemunafikan dan meneladani jalan mereka
dalam beragama adalah keselamatan. Memahami agama ini sebagaimana mereka
memahaminya itulah sebenar-benar petunjuk, karena mereka adalah kaum yang
menyaksikan turunnya wahyu, bagaimana, kapan dan mengapa wahyu itu diturunkan
serta bagaimana Rosul menjelaskannya. Alloh telah menjadikan mereka sebagai
standar benar-salahnya keimanan seseorang dalam firman-Nya :
فَإِنۡ
ءَامَنُواْ بِمِثۡلِ مَآ ءَامَنتُم بِهِۦ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ
فَإِنَّمَا هُمۡ فِي شِقَاقٖۖ فَسَيَكۡفِيكَهُمُ ٱللَّهُۚ وَهُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡعَلِيمُ
١٣٧
“
Maka jika mereka beriman kepada apa yang kalian (para sahabat) telah beriman
kepadanya, sungguh mereka telah mendapat petunjuk; dan jika mereka berpaling,
sesungguhnya mereka berada dalam permusuhan (dengan kalian). Maka Allah akan
memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui” (QS. Al-Baqoroh : 137)
Apabila
kita menelaah kehidupan para sahabat nabi, maka kita akan mendapati mereka
memiliki ciri khas (khosois) yang dipegang teguh oleh mereka. Imam Al-Auzai
mengungkapkan bahwa para sahabat memiliki komitmen pada 5 hal. Beliau mengatakan
:
خمس كان عليها أصحاب رسول الله صلى الله عليه و سلم : لزوم الجماعة و
اتباع السنة و عمارة المسجد و تلاوة القرآن و الجهاد في سبيل الله.
“Lima hal yang menjadi pegangan hidup para sahabat Rosululloh ﷺ yaitu : Melazimi Jama’ah, Mengikuti Sunnah,
Memakmurkan Masjid, Membaca Al-Qur’an dan Jihad di jalan Alloh.”
Imam Al-Auzai memandang bahwa 5 ciri di atas sebagai lima asas yang
selalu dipegang oleh para sahabat. Oleh karena itu, langkah nyata meneladani
sahabat bisa diawali dengan semaksimal mungkin mengamalkan lima hal tersebut. Kemampuan
untuk menjalankan lima hal ini denan maksimal, insya Alloh akan
memudahkan untuk meneladani sifat-sifat yang lainnya. Imam Al-Auzai dalam hal
ini juga mengingatkan :
اِصْبِرْ نَفْسَكَ عَلَى السُّنَّةِ، وَقِفْ حَيْثُ وَقَفَ الْقَوْمُ،
وَقُلْ بِمَا قَالُواْ، وَكُفَّ عَمَّا كُفُّوْا عَنْهُ، وَاسْلُكْ سَبِيْلَ
سَلَفِكَ الصَّالِحَ، فَإِنَّهُ يَسَعُكَ مَا وَسِعَهُمْ.
“Bersabarlah
dalam menjalankan Sunnah, bersikaplah seperti para sahabat bersikap. Katakanlah
apa yang mereka katakan dan hindarilah apa yang mereka tinggalkan. Titilah jalan
para pendahulumu yang sholih (para sahabat, tabi’in dan tabi'ut tabi’in).
Karena susungguhnya cukup bagimu apa yang membuat mereka cukup.”
Tidak ada komentar: